top of page

MUSEUM WAYANG

Museum Wayang dulunya merupakan sebuah gereja tua yang disebut dengan De Oude Hollandsche Kerk yang memiliki arti Gereja lama Belanda. Gereja Tua ini didirikan pertama kali pada tahun 1640, dan kemudian pada tahun 1732 gereja ini diperbaiki dan mengalami perubahan nama menjadi De Nieuw Hollandse Kerk  (Gereja Baru Belanda). Gereja Baru Belanda berdiri hingga tahun 1808 sebelum akhirnya hancur oleh gempa bumi yang terjadi pada masa itu. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah gedung museum wayang dibangun kembali dan diresmikan sebagai museum pada 13 Agustus 1975.

​

Gedung Museum Wayang memiliki ciri-ciri arsitektur neo-klasik yang sangat mencolok. Hal ini dapat dilihat dari dinding tembok museum yang tebal, langit-langit ruangan yang tinggi, daun jendela dan pintu lebar serta perabotan yang terbuat dari kayu jati berkualitas. Arsitektur Museum Wayang ini tentunya membuat pengunjung merasakan nuansa kuno seperti pada masa penjajahan Belanda dulu. Saat memasuki Museum Wayang pengunjung disambut oleh sepasang wayang golek raksasa, yaitu wayang yang bernama Gatot Kaca dan Pergiwa. Kedua wayang ini tentunya dapat menjadi objek foto yang menarik bagi para pengunjung Museum Wayang.

​

Hanya beberapa meter dari pintu masuk Museum Wayang pengunjung akan menemukan ruang terbuka yang mirip dengan sebuah taman dengan dinding yang berisi prasasti mengenai riwayat hidup dari seseorang yang dikubur di bawah tanah museum ini. Prasasti-prasasti yang menempel pada dinding gedung Museum Wayang ini ditulis dengan menggunakan bahasa Belanda. Ternyata prasasti ini adalah batu nisan dari tokoh-tokoh penting Belanda pada masa itu. Salah satunya tokoh penting Belanda adalah Jan Pieterszoon Coen, penakluk Batavia pada tahun 1619.

​

Pada lantai dua Museum Wayang terdapat ruangan-ruangan yang disesuaikan dengan jenis koleksi wayang.  Seaiap yang dipamerkan memiliki informasi yang ditempelkan di kaca wayang sehingga pengunjung dapat mengetahui asal muasal wayang tersebut. Pengunjung akan menemukan berbagai jenis wayang dari Indonesia, contohnya wayang kulit, wayang golek, wayang sasak, dan jenis wayang lainnya. Selain wayang dari Indonesia, pengunjung juga akan melihat wayang dari luar negeri. Koleksi wayang luar negeri yang terdapat di museum ini berasal dari China, Kamboja, India, Amerika Serikat, Prancis, Finlandia dan masih banyak lagi. Di sini pengunjung dapat melihat perbedaan antara wayang Indonesia dan wayang dari luar negeri baik dari segi penampilan, bahan maupun cara memainkannya.

​

Bagi pengunjung yang ingin membeli cinderamata Museum Wayang, pengunjung dapat menuju lokasi pintu keluar Museum. Hal ini dikarenakan toko cinderamata Museum Wayang berlokasi di dekat pintu keluar museum. Harga cinderamata Museum Wayang dapat dibandrol dengan dengan harga paling rendah Rp 10.000,00 untuk gantungan kunci dan harga yang paling tinggi Rp 1.300.000,00 untuk wayang golek.

Harga tiket masuk :

Dewasa Rp. 5.000

Mahasiswa Rp. 3.000

Anak-Anak atau Pelajar Rp. 2.000



Jam buka :

Selasa – Minggu pukul 09.00 –  15.00

( hari Senin dan libur nasional tutup )

​

Alamat :

Jl. Pintu Besar Utara No. 27, Jakarta Barat

Copyright     2016

bottom of page